Jam sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Iris masih juga duduk di depan laptopnya. Ia
masih mengerjakan setumpuk tugas yang akan segera di kumpul esok pagi. Ditemani
sang jejaring social facebook dan twitter, tugasnya makin lama ia kerjakan.
Malam ini, ia mendapatkan
seorang teman baru dari jejaring social facebook. Namanya kak Leo. Kak Leo
adalah seorang kakak kelasnya tetapi mereka tidak saling kenal, apalagi
sekarang kak Leo sudah duduk di salah satu universitas terbaik di
daerah Yogyakarta yaitu Universitas Gajah Mada.
Berawal dari chating biasanya yang dilakukan setiap malam, ini membuatnya menjadi semakin akrab. Seiring berjalannya waktu mereka seperti melebihi seorang adik kelas dan kakak kelasnya. Bahkan mereka bertukaran nomer handphone. Tapi sayang, karena kesibukan masing-masing mereka belum pernah bertemu selama 4 bulan perkenalan mereka.
Suatu malam saat Iris kembali bergulat dengan laptop putih kesayangannya, dan kembali ditemani sang facebook dan segudang tugas. Malam ini kak Leo tidak menjalankan rutinitas yang kemarin-kemarin di jalankannya. Tapi Iris hanya tetap berfikir positif. Mungkin kak Leo sedang mengerjakan tumpukan tugas dari para dosennya, yah maklum namanya juga mahasiswa psikologi pasti overdosis tugas ! Katanya dalam hati.
Berawal dari chating biasanya yang dilakukan setiap malam, ini membuatnya menjadi semakin akrab. Seiring berjalannya waktu mereka seperti melebihi seorang adik kelas dan kakak kelasnya. Bahkan mereka bertukaran nomer handphone. Tapi sayang, karena kesibukan masing-masing mereka belum pernah bertemu selama 4 bulan perkenalan mereka.
Suatu malam saat Iris kembali bergulat dengan laptop putih kesayangannya, dan kembali ditemani sang facebook dan segudang tugas. Malam ini kak Leo tidak menjalankan rutinitas yang kemarin-kemarin di jalankannya. Tapi Iris hanya tetap berfikir positif. Mungkin kak Leo sedang mengerjakan tumpukan tugas dari para dosennya, yah maklum namanya juga mahasiswa psikologi pasti overdosis tugas ! Katanya dalam hati.
Tetapi sudah seminggu, tak kunjung ada kabar dari kak Leo. Tidak
melalui handphone, account facebooknya pun sunyi. Ini membuat Leo semakin
resah. Ia mencoba menghubungi teman-teman kak Leo yang kebetulan satu kampus
dengannya. Tapi, tetap tidak mebuahkan hasil.
Kini sudah 6 bulan ia kehilangan kabar dari kak Leo. Ia semakin
merasa gunda dan sedih. Tetapi, ia mencoba bangkit dari keterpurukannya itu. Sebentar
lagi ia akan melaksanakan UN. Sebentar lagi ia akan masuk keperguruan tinggi
dan menjadi seorang mahasiswa. Ia berniat bersekolah di Universitas Gajah Mada.
Ia akan segera bertemu dengan kak Leo
yang sangat ia rindukan.
Akhirnya ujan nasional telah berakhir. Ia akan segera menuju ke
perguruan tinggi. Ia berniat akan mendaftar di Universitas yang sama dengan kak
Leo. Ia akan mendaftar di jurusan Kedokteran.
Setelah pengumuman hasil UN. Iris berhasil meraih peringkat pertama atas hasil UN dan ia mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Universitas yang sama dengan kak Leo. “Rasanya tuh kayak terbang membelah atmosfer bersama paus akrobatis menuju rasi bintang paling manis” tulisnya di facebook. Dibukanya profil kak Leo, tetap saja sunyi. Kiriman terakhirnya 7 bulan yang kalu. “Ya Tuhan Aku merindukan sosoknya, meski hanya kenal si jejaring social facebook dan pertemuan pertama di sekolah” kata Iris dalam hati.
Beberapa hari setelah pengumuman UN. Iris akhirnya berangkat ke Yogyakarta untuk melanjutkan sekolahnya. Siang itu ia mulai menikmati suasana baru tempat barunya. Kostnya berada tepat di depan kampusnya. Ditemani sang laptop dan modemnya, ia kembali bergelut dengan facebook. Dicarinya informasi terbaru dari kak Leo seperti yang dilakukannya beberapa bulan terakhir ini, tapi tidak juga membuahkan hasil.
Iris mulai kenal dengan salah seorang cewek yang kebetulan satu
jurusan dengan kak Leo. Namanya Dias. Iris pun memulai misinya, mengutak-atik
kehidupan Dias. Dias kebetulan kenal dengan kak Leo. Ia pun mulai menceritakan
tentang kak Leo pada Iris.
Kak Leo ternyata sedang berbaring lemah di rumah sakit. Ia terserang
kanker otak stadium empat. Kemudian dibukanya pintu kamar Leo perlahan, Ibu Leo
kemudian menghampiri Iris. “Kamu siapa nak ? Temennya Leo?” tanya Ibu Leo. “Iya
tante, kenalin saya Iris” jawab Iris dengan sedikit gugup. “Oh, ternyata kamu yah
yang namanya Iris ? Sini nak masuk !” Seru Ibu Leo.
Ternyata Leo sering menceritakan tentang Iris pada ibunya. “Nak, ibu
mohon ! Tolong bahagiakan Leo disisa hidupnya ini ! Dia selama ini mencarimu,
dia ingin bertemu denganmu !” sahut ibu Leo terisak. Iris pun mulai ikut
terisak.
Hari-harinya mulai dilalui Iris bersama Kak Leo. Mengukir kisah
bersama. Bercanda dan tertawa. Bersama melihat bintang malam, bersama melihat
orang lalu-lalang di sekitar rumah sakit.
Suatu hari, saat mereka sedang duduk menyaksikan para karyawan rumah
sakit membersihkan taman. “Ris, mau nggak kamu jadi pacar aku ?” Tanyanya
dengan setetes air mata. Iris segera mengangguk disertai isakan yang berusaha
ia tahan, lalu dipeluknya badan kak Leo.
Beberapa hari setelah kejadian di taman itu. Kak Leo akhirnya
berpulang kepangkuan sang kuasa. Teman-teman, keluarga, dan Iris pun terisak.
Leo sudah banyak mengurai kisah indah bersama Iris.
Ibu Leo kemudian memeluk erat Iris sambil terisak. Diberinya sepucuk
surat pada Iris yang sempat ditulis Leo sebelum ia pergi untuk selama-lamanya.
Irisku sayang, jangan
menangis !
Aku bahagia mengenalmu
meski hanya lewat jejaring social facebook !
Berbahagialah,
facebook yang menyatukan kita.
Jangan menangis lagi,
aku ingin melihatmu tersenyum saat aku
pergi J
Terima kasih sudah mau
mewarnai sisa hidupku
Irisku sayang,
Semoga kau mendapat
pengganti diriku
Yang bisa mambuatmu
selalu tersenyum dan ceria
Aku menyayangimu
Irisku sayang
Setelah membaca sepucuk surat dar kak Leo, tiba-tiba Iris pingsan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar